Minggu, 10 Februari 2013

Mana yang Lebih Menyiksa, Sakit Gigi atau Sakit Gusi?

Putro Agus Harnowo - detikHealth

Jakarta, Sakit gigi dan sakit gusi terkadang susah dibedakan karena sama-sama terjadi di dalam mulut. Tapi secara umum, penyebab kedua penyakit ini sangat berbeda. Kedua penyakit ini sama-sama dapat menyebabkan nyeri tak tertahankan. Manakah di antara kedua penyakit ini yang lebih menyakitkan?

Sakit gigi hampir selalu disebabkan oleh nyeri saraf. Penyebab paling umum sakit gigi adalah lubang pada gigi yang disebut karies gigi. Sakit gigi juga dapat disebabkan oleh penyebab lain seperti gigi longgar, erosi gusi dan infeksi kanal akar gigi.

Karies adalah kerusakan gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Penyebabnya adalah bakteri tertentu yang memproduksi asam laktat dari hasil fermentasi karbohidrat seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa.

"Gigi berlubang harus segera ditangani oleh dokter gigi agar tidak berkembang menjadi parah sehingga harus dicabut atau bahkan menyebabkan infeksi berbahaya. Dokter gigi akan mengebor lubang untuk membersihkan kerusakan kemudian menambalnya," kata dr Emily A. Kane, ketua Alaska Association of Naturopathic Physicians seperti dilansir dremilykane.com, Jumat (24/8/2012).

Gigi longgar juga dapat terasa sangat menyakitkan saat mengunyah makanan. Penyebab gigi longgar biasanya adalah penyakit gusi, bisa juga disebabkan oleh kecelakaan atau benturan. Gigi yang sedikit goyang masih dapat diperkuat dengan menambatkan ke gigi di dekatnya. Sedangkan gigi yang goyang ke segala arah harus dicabut.

Gusi yang mengalami erosi akan terbuka akarnya sehingga jadi sensitif terhadap makanan dan minuman panas, dingin juga asam. Erosi gusi bisa disebabkan karena menyikat gigi terlalu keras serta penyakit gusi. Karena berlangsung secara bertahap untuk waktu yang lama, erosi gusi lebih umum dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.

Kanal akar gigi yang terinfeksi bisa jadi sangat menyakitkan. Rasa nyeri yang dialami bisa menyebar ke daerah lain di wajah dan tengkorak. Tubuh mempertahankan diri dari infeksi sehingga menyebabkan peradangan. Terkadang nanah bisa masuk ke dalam akar gigi dan menetap di dalam rahang selama bertahun-tahun sehingga menyebarkan bakteri ke dalam aliran darah terus menerus.

"Penyakit gusi tidak selalu menyebabkan sakit gigi meskipun juga disebabkan oleh infeksi. Penyakit ini sangat umum dan merupakan penyakit menular yang paling umum dijumpai di Amerika Serikat setelah flu. Tingkat infeksi yang dialami meningkat seiring pertambahan usia, sehingga menjadi penyebab utama gigi tanggal pada orang dewasa," kata dr Kane.

Tahap pertama penyakit gusi adalah gingivitis atau radang gusi yang disebabkan oleh endapan lengket bakteri, lendir dan partikel makanan. Endapan tersebut disebut 'plak' atau 'tartar'. Penumpukan plak di sekitar gigi dan garis gusi mengiritasi gusi menyebabkan perdarahan hingga akhirnya menyebabkan infeksi.

Akumulasi plak juga akan melebarkan jarak antara gusi dan gigi sehingga membentuk rongga seperti kantong. Kantong ini akan mengumpulkan sisa-sisa makanan, menyebabkan gusi berdarah dan membuat gigi goyang. Kumpulan gejala ini disebut dengan penyakit periodontal.

Dari paparan dr Kane di atas, jelas diketahui bahwa sakit gigi lebih menyakitkan dibanding sakit gusi. Meskipun demikian, sakit gusi bisa memicu perkembangan sakit gigi. Jadi menjaga kesehatan gusi juga penting demi kesehatan gigi.


(pah/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar