Senin, 25 Februari 2013

Mucous membrane

From Wikipedia, the free encyclopedia

The mucous membranes (or mucosae; singular mucosa) are linings of mostly endodermal origin, covered in epithelium, which are involved in absorption and secretion. They line cavities that are exposed to the external environment and internal organs. They are at several places contiguous with skin: at the nostrils, the mouth, the lips, the eyelids, the ears, the genital area, and the anus. The sticky, thick fluid secreted by the mucous membranes and glands is termed mucus. The term mucous membrane refers to where they are found in the body and not every mucous membrane secretes mucus.

The glans clitoridis, glans penis (head of the penis), along with the inside of the foreskin and the clitoral hood, are mucous membranes. The urethra is also a mucous membrane. The secreted mucus traps the pathogens in the body, preventing any further activities of diseases.

Some examples of mucosa

Sakit Gigi Atau Gusi?

Kalau tidak ada keluhan, buat apa ke dokter gigi? Hmm… rasanya kebiasaan ini harus dibuang jauh-jauh, deh. Sudah sering kita lihat contoh kasusnya: sakitnya sudah parah baru ke dokter. Akhirnya, sudah tubuh tak berdaya, biaya yang dikeluarkan  pun otomatis jadi berlipat-lipat pula.

Sama halnya seperti tubuh yang butuh medical check up, dalam mulut pun perlu mendapat perlakuan serupa. Apa rasanya kalau harus puasa makan atau puasa bicara karena kondisi mulut yang tidak sehat? Fungsi sosial kita akhirnya terganggu. Lebih parah lagi, sakit yang tadinya hanya di bagian kecil dari dalam mulut itu, bisa menjalar ke organ tubuh lain. Drg. Inge Paramitha dari Escalade, Dental Care Specialist, menjelaskan ancaman jika Anda alpa berkunjung ke dokter gigi.

Sakit gigi atau sakit gusi?
Kapan terakhir kali Anda ke dokter gigi? Setahun lalu untuk menambal gigi yang berlubang? Pasti waktu itu datang ke dokternya nggak hanya sekali. Karena, pada kondisi gigi berlubang, dokter perlu melakukan beberapa langkah. Mulai dari membersihkan gigi yang berlubang, memberi antibakteri, baru menutup lubang di gigi.
       
Bisa dimengerti, bila kerusakan gigi baru terjadi pada permukaan gigi, Anda hampir tidak merasakan keluhan. “Jadi terkadang kita tidak mengetahui bahwa  gigi kita bolong, karena belum ada gejala. Ketika lubangnya sudah masuk ke lapisan kedua, yaitu dentin, biasanya mulai timbul efek ngilu. Ngilu ini terjadi ketika makan-minum yang panas, dingin, dan manis. Nah, setelah lubang ini menembus lapisan ketiga, yaitu pulpa (saraf), barulah timbul rasa sakit. Sakit yang tak tertahankan. Di tahap ini, biasanya orang baru pergi ke dokter gigi,” jelas drg. Inge.

Selain sakit gigi, keluhan lain yang biasa terjadi di area mulut adalah sakit gusi. Kalau sakit gigi rasanya seperti ditusuk jarum, maka sakit gusi rasanya seperti mengalami luka memar. Sakit gusi biasanya disebabkan oleh karang gigi.  Pada  gigi tiap manusia pasti ada plaknya. Plak yang tertinggal terus-menerus pada gigi lambat laun menjadi keras. Plak yang mengeras inilah yang disebut karang gigi. Kalau sudah menjadi karang, mau sikat gigi 2-3 kali sehari pun, karang gigi ini tidak bakalan hilang.  Solusinya hanya satu, yaitu dibersihkan oleh dokter gigi.                      
         
“Plak berisi bakteri. Kalau didiamkan, bakteri tersebut akan menyerang gusi. Akibatnya gusi akan meradang. Gusi yang meradang akan tampak kemerahan, dan mudah berdarah,” kata drg. Inge.(f)

Minggu, 10 Februari 2013

Apa Penyebab Gusi Berdarah ?

Dokter Sehat – Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang. Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum semua orang tahu apa sebenarnya penyebab dari gusi berdarah dan bagaimana cara penanganan yang tepat.

Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi dijumpai pada leher gigi.

Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. 

Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi. Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut periodontal pocket). 

Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis.

Karena penyebabnya adalah koloni bakteri pada plak dan karang gigi, maka solusi masalah ini adalah dengan melakukan pembersihan plak dan karang gigi. Plak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar. Frekuensi menyikat gigi minimal dua kali tiap hari, pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Arah menyikat gigi adalah dari gusi ke arah gigi. Penyikatan gigi dalam arah horizontal tidak dibenarkan karena akan menyebabkan abrasi leher gigi dan resesi gingiva (gusi rahang atas tampak naik, gusi rahang bawah tampak turun, sehingga permukaan akar gigi terlihat).

Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Jadi apabila terdapat karang gigi maka perlu datang ke dokter gigi untuk dilakukan scaling (pembersihan karang gigi). Selanjutnya dokter gigi akan melihat sampai mana kerusakan jaringan penyangga gigi yang terjadi. Apabila hanya terjadi gingivitis, maka tindakan scaling biasanya sudah mencukupi. Tapi bila sudah terjadi periodontitis, maka akan dilakukan perawatan periodontal lebih lanjut. Sebaiknya kita datang ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sehingga masalah dapat ditangani sejak dini.

Selain karang gigi dan plak, perdarahan gusi juga berhubungan dengan beberapa penyakit, antara lain kekurangan vitamin C dan kelainan darah. Kekurangan vitamin C terjadi pada orang yang tidak makan sayur atau buah dalam jangka waktu lama. Gusi pada penderita kekurangan vitamin C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy. Cara penanganannya adalah dengan memberikan vitamin C.

Kelainan darah yang biasanya berkaitan dengan perdarahan gusi adalah leukemia dan trombositopenia. Leukemia adalah keganasan sel darah putih sedangkan trombositopenia adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah. Pada penderita leukemia, gusi terinfiltrasi oleh sel-sel darah putih ganas. Secara klinis gusi tampak membesar. Karena pada leukemia umumnya juga terjadi trombositopenia maka gusi penderita leukemia juga mudah berdarah. Trombosit adalah salah satu elemen darah yang diperlukan untuk pembekuan darah. Apabila jumlahnya menurun sampai di bawah batas normal maka kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. Trombositopenia dapat merupakan penyakit yang berdiri sendiri atau bagian dari penyakit lain, misalnya demam berdarah. Jadi apabila didapati gusi berdarah disertai gejala-gejala lain seperti badan mudah lelah, demam, penurunan berat badan, berkeringat di waktu malam dan lain-lain sebaiknya segera datang ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

sumber: drg. Nita Margaretha, SpPM – Staf Pengajar Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut FKUAJ – tanyadokteranda.com


Sakit Gigi dan Gusi Pemicu Penyakit Jantung

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Beberapa faktor penyebab yang sudah sering kita dengar, antara lain: tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, dan merokok. Namun, tahukah Anda, buruknya kondisi gigi dan mulut ternyata dapat berpengaruh juga pada penyakit jantung koroner!Gigi berlubang jika tidak segera dirawat dapat menyebabkan infeksi. Mungkin Anda pernah melihat seseorang mengeluh sakit gigi, disertai dengan pipi yang bengkak. Ini adalah contoh infeksi yang berasal dari gigi. Infeksi pada gigi ini ternyata tidak hanya berhenti pada area gigi dan sekitarnya. Bakteri pada infeksi gigi dapat menjalar ke bagian tubuh yang lain melalui aliran darah, salah satu tujuannya yaitu jantung. Bakteri patogen dan produknya dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah jantung, yang kemudian mengundang sel-sel radang datang untuk menambal kerusakan ini. Tumpukan ini dapat membentuk hambatan (thrombus) pada pembuluh darah, yang akhirnya dapat mengakibatkan serangan jantung.
Selain itu, daerah gigi yang menempel pada gusi (subgingiva) juga merupakan lingkungan bertumbuhnya bakteri. Jika plak dan sisa makanan pada lokasi ini tidak dibersihkan dengan baik, maka lama kelamaan akan terbentuk karang gigi. Jika kondisi ini dibiarkan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, maka gusi dan tulang penyangga gigi akan mengalami kerusakan, atau yang disebut juga periodontitis. Dalam banyak penelitian, sudah dibuktikan adanya hubungan antara penyakit periodontitis dengan penyakit jantung koroner. Salah satu studi oleh Beck (1996) menunjukan bahwa, orang dengan kondisi gusi dan tulang penyangga gigi yang rusak hingga >20% memiliki risiko 50% lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner, dibanding dengan orang dengan kerusakan gusi dan tulang penyangga 0-20%.
Oleh karena itu, kesehatan gigi dan gusi merupakan hal yang penting untuk kita jaga bagi kesehatan kita secara umum.

drg. Monica Ruth Nirmala

7 Obat Sakit Gigi Tradisional Untuk Gigi Berlubang dan Gusi Bengkak

Cara mengobati sakit gigi dengan resep obat herbal bahan-bahan alami yang mujarab bisa menyembuhkan gusi bengkak atau gigi berlubang dengan cepat. Obat kimia tentu memberikan efek yang kurang baik jika terus dikonsumsi setiap kali sakit gigi.

Berikut adalah ketujuh resep nenek moyang yang ampuh mengobati sakit gigi:



1.      Minyak Cengkeh

Untuk meredakan sakit gigi, oleskan minyak cengkeh ke lubang gigi yang mengalami kerusakan. Cengkeh dinyatakan efektif meredakan sakit gigi. Selain itu, cengkeh juga mengurangi infeksi karena mengandung properti antiseptik.

Minyak cengkeh digunakan mengobati sakit gigi yang berlubang.

Cara menggunakannya ;


Ambil (cuil ) sedikit kapas kira kira cukup untuk dimasukkan pada lubang gigi. celupkan potongan kapas pada minyak cengkeh asal basah saja dengan jepit kapas atau lidi yang dilipat dua. Jangan sampai terlalu basah atau menetes minyaknya, jika terlanjur peras dikit kapas biar ga netes. Jika kapas terlalu basah yang dikhawatirkan akan menetes dalam mulut sebelum sampai masuk pada gigi yang berlubang. Wahh kalo sampe kejadian rasanya ga uenak ( getar istilah jawanya ) dan panas. bagi yang sensitif akan menimbulkan luka pada kulit atau gusi yang terkena minyak tersebut. Hal ini dialami sendiri oleh istri saya. Inginnya ngobati sakit gigi malah timbul sakit lain.


Jadi hati hati dalam proses perjalanan kapas berminyak menuju 
lubang yang dituju. Kalau mau aman minta tolong dengan orang lain disekitar kalau ada, kalau ga ada lakukan sendiri dengan cara menghadap cermin, buka mulut lebar-lebar dan pastikan cahaya ruangan cukup sehingga tampak jelas sasaran yang dituju ( lubang gigi kelihatan dengan jelas ) kalau dah siap maka luncurkan kapas berminyak tepat pada lubang gigi. Jangan lupa berdoa dulu sebelum melakukannya.(harus) 
Minyak cengkeh dapat diperoleh (dibeli ) di apotik atau toko jamu tradisional.
Alangkah baiknya sebelum terjadinya sakit gigi kita melakukan pencegahan gigi berlubang karena gigi berlubang merupakan penyebab utama timbulnya sakit gigi. Hal ini sangat penting bagi yang giginya masih utuh maupun bagi yang memiliki gigi berlubang supaya lubangnya tidak tambah parah dan tidak terjadi lubang pada gigi yang lain. Ada juga cara lain yang dapat untuk menghidari sakit gigi yaitu dengan menambal atau mencabut gigi berlubang yang kita punya. Mungkin ini saja yang bisa saya bagikan bagi anda yang sedang sakit gigi atau yang mau merawat giginya.
2.    Bawang putih

Banyak yang berpendapat bawang putih adalah yang paling efektif menghilangkan sakit gigi dibanding 
obat tradisional lainnya. Tak hanya itu, gigi yang telah disembuhkan juga akan semakin kuat dan sehat. Caranya, haluskan satu siung bawang putih dicampurkan dengan sedikit garam kasar kemudian tempatkan di area yang sakit.

Cara meracik bawang putih sebagai obat sakit gigi alami/herbal :

Ambil satu siung bawang putih lalu kupas kulitnya dan haluskan. Haluskan pake manual ja jangan pake blender biar mudah nyarinya. kalo pake blender nanti susah nyari hasilnya soale bawang yang diblender cuma satu siung, he he... lanjut setelah dihaluskan lalu dikumpulin dan dicampur dengan garam dapur lalu aduk sampe rata, bisa juga pake garam kasar tapi dihaluskan bareng ma bawang putihnya.


Cara Memakainya :


Masukkan pada gigi yang berlubang ataupun oleskan pada gusi yang bengkak. Mengenai rasanya yaitu sedikit panas dan juga gimanaaa gitu terasa dilidah. tapi ini ampuh dan alami. ga enak dikit gapapalah, namanya juga obat... Tahan sampai nyeri pada gigi reda dan waktunya relatif. maksudnya kalau masih pertama kali dan masih terbiasa memakai obat kimia biasanya agak lama. tapi kalo yang da lama cerai dengan obat kimia jika pake cara ini cepat
hasilnya dan ga mudah kambuh.

Sebenarnya masih banyak model atau cara alami yang dapat mengobati sakit gigi tapi cara tersebut sudah ampuh dan terbukti dapat menghilangkan sakit gigi. Moga jodoh (cocok) juga bagi sobat sekalian.


3.    Jeruk limau

Gigi berlubang, gigi tanggal, pembentukan plak gigi, sakit gigi, dan pendarahan gusi bisa dicegah dengan jeruk limau. Jeruk limau, sebagai sumber yang kaya vitamin C, sangat bermanfaat dalam mempertahankan kesehatan gigi dan tulang di bagian tubuh lainnya.

4.    Avokad

Keringkan/sangrai 1 biji avokad, lalu haluskan sampai menjadi bubuk. Setelah itu masukkan bubuk biji avokad ke gigi yang berlubang, kemudian tutup dengan kapas.

5.    Bawang merah

Komponen anti bakteri dikandung dalam bawang merah. Gigi bisa terlindung dari berbagai gangguan dengan mengunyah satu bawang merah setiap hari. Mengunyah bawang merah selama 3 menit dinyatakan cukup untuk membunuh semua kuman di mulut. Pada area gigi atau gusi yang sakit, tempatkan sepotong kecil bawang merah. Ini bisa meredakan sakitnya.

6.    Tepung lada

Jagalah kebersihan gigi dengan tepung lada, gunakan sedikit tepung lada dengan 1/4 sendok teh garam. Jika digunakan secara teratur setiap hari bisa mencegah gigi berlubang, nafas bau, gusi berdarah, sakit gusi, dan sakit gigi. Untuk meredakan sakit gigi, Anda bisa menempatkan campuran tepung lada dan minyak cengkeh ke dalam lubang gigi. Gigi sensitif pun bisa diatasi dengan cara yang sama.

7.    Cabai Hijau

Tempelkan pada gigi yang sakit cabai hijau secukupnya yang dipotong ujungnya sedikit kemudian dibakar. Setelah panas, cabai ditempelkan pada bagian gigi yang sakit. Gunakan secara teratur 2 kali sehari.

Disamping ke 7 obat traditional diatas, ada tips menarik untuk menghilangkan rasa nyeri pada gigi anda, yaitu dengan menggunakan Es balok, Es balok siap membantu meringankan sakit gigi Anda. Ah yang benar? bagaimana bisa hilang jika dinginnya saja membuat Anda ngilu? Ikuti triknya di sini, ambil sepotong kecil es balik dan letakkan di antara jari telunjuk dan ibu jari. Pijat perlahan di bagian tersebut, nah kini bisa Anda rasakan perlahan rasa sakit itu mulai hilangkan?

Pemijatan nyaman oleh si es balok menyentuh sel-sel syaraf yang terdapat di sekitar ibu jari dan telunjuk. Pemijatan yang dilakukan si es balok langsung ke pusat syaraf, sehingga 60 - 90% rasa sakit yang Anda rasakan cepat menghilang. Lebih aman daripada pereda sakit kan?

Semoga bermanfa’at !

Antara Rokok, Gigi dan Gusi

sudah banyak sekali artikel yang membahas seputar rokok dan bahaya yang ditimbulkan. namun kali ini ono akan mengulas dampak merokok yang berakibat pada kesehatan gigi dan mulut.
mengapa rokok sangat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut? jelas secara gampang bisa dijawab, yaahhh karena merokok dihisap lewat mulut… klo lewat lubang lain mahh bukan ngerokok namanya heheheheh… Secara gampang bisa kita lihat bibir seorang perokok memang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan bibir seorang yang bukan perokok, mengapa? simpan rasa penasaran anda… lanjutin deh bacanya:di Indonesia dikenal 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada rokok dengan filter.Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ” tubuh yang dirugikan. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan jutaan zat” kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah.
Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zat asam).sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok…  jika sang perokok tidak merokok sekurang kurangnya 3 jam maka mulut mereka akan terasa asam… nahhh sebenernya ini bagus krn pada dasarnya rasa asam tersebut mengkondisikan kondisi mulut yg normal (suasana aerob)… tapi mempunyai makna yang berbeda bagi perokok. asam nya mereka terlalu lebay (gak masam-masam banget kok sebenernya hehehehe…)
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. kadang kala menghitam… Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukund gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.Beberapa perawatan memang sangat menganjurkan pada pasien perokok untuk benrhenti merokok untuk sementara waktu, selama dalam proses perawatan. Seperti pasien yang dalam masa pemsangan implan.Dapat disimpulkan kerugian yang timbul akibat kebiasaan merokok pada kesehatan gigi dan mulut:
  1. Perubahan warna gigi, gusi dan bibir.
  2. Karies pada gigi akan semakin cepat terbentuk.
  3. Penuaan dini. karena secara kontinyu tubuh menghisap candu, racun.
  4. Bau nafas jelas beraroma rokok.
  5. Berubahnya jaringan” dalam rongga mulut yang menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan mulut itu sendiri seperti pemicu terbantuknya karies, gusi bengkak dll.
  6. baju yang dikenakan oleh perokok lebih apek hehehehhe…
  7. kalo ada cewek/istri nya pasti ngomel-ngomel krn bikin apek rambut si-wanita.

Periodontitis, Peradangan Pada Jaringan Pendukung Gigi

DokterSehat.com – Periodontitis merupakan infeksi atau peradangan gusi serius yang melibatkan penghancuran jaringan lunak dan tulang pendukung gigi. Periodontitis dapat menyebabkan kegoyahan gigi atau bahkan kehilangan gigi. Periodontitis merupakan suatu kondisi yang sering terjadi, namun sebagian besar kasus dapat dicegah. Periodontitis biasanya merupakan akibat kebersihan mulut yang buruk. Menyikat gigi sehari-hari, flossing dengan dental floss, dan melakukan pemeriksaan gigi secara teratur dapat sangat mengurangi perkembangan yang mengarah pada terjadinya periodontitis.
Penyebab
Diperkirakan bahwa periodontitis bermula dengan adanya plak pada gigi. Plak merupakan lapisan film lengket yang terutama terdiri dari bakteri. Plak pada gigi yang merupakan sisa makanan yang dapat mengandung pati dan gula dalam makanan akan berinteraksi dengan bakteri yang ada dalam mulut. Menyikat gigi dapat menghilangkan plak. Tetapi plak dapat kembali dengan sangat cepat, biasanya dalam waktu 24 jam.
Plak yang tertinggal di gigi lebih lama dari 2 atau 3 hari dapat mengeras di bawah garis gusi menjadi karang gigi (kalkulus). Tidak seperti plak, kalkulus lebih sulit dibersihkan dengan menyikat gigi. Kalkulus juga dapat sebagai reservoir untuk bakteri. Penghilangan kalkulus dapat dilakukan dengan scaling yang dapat dilakukan oleh dokter gigi. Scaling merupakan tindakan untuk penghilangan karang gigi (kalkulus).
Plak dan karang gigi yang menempel lama pada gigi akan menyebabkan kerusakan yang semakin parah. Awalnya, plak dan kalkulus hanya dapat mengiritasi gusi (gingiva). Hal tersebut biasa dikenal dengan gingivitis. Gingivitis merupakan bentuk paling ringan dari penyakit periodontal. Tetapi peradangan yang berlangsung pada akhirnya menyebabkan terbentuknya kantong di antara gusi dan gigi yang mengandung plak, kalkulus, dan bakteri. Lama-kelamaan peradangan tersebut terus berlangsung dan berkembang hingga kebawah jaringan gusi. Sehingga infeksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan jaringan dan tulang pendukung gigi. Jika terlalu banyak tulang pendukung gigi yang hancur, gigi dapat goyah dan kemudian dapat tanggal.
Gejala
  • Tanda dan gejala dari periodontitis dapat mencakup:
  • Pembengkakan gusi
  • Gusi berwarna kemerahan, merah terang, atau keunguan gusi
  • Gusi terasa nyeri bila disentuh
  • Resesi gingiva atau gusi turun, sehingga membuat gigi tampak lebih panjang dari normal
  • Terbentuk kantong atau ruang yang berkembang di antara gigi dan gusi
  • Nanah yang keluar dari daerah antara gigi dan gusi
  • Bau mulut
  • Gigi goyah
Ada berbagai jenis, atau klasifikasi dari periodontitis. Periodontitis kronis merupakan jenis yang paling umum terjadi. Periodontitis kronis sering mempengaruhi sebagian besar orang dewasa, meskipun pada anak-anak juga mungkin terjadi. Periodontitis agresif biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau dewasa awal dan mempengaruhi hanya 1 sampai 2 persen dari populasi.
Kapan perlu ke dokter gigi
Tanda-tanda gusi sehat, antara lain berwarna merah jambu tegas dan pucat, konsistensinya kenyal, dengan bentuk stipling. Jika gusi tampak bengkak, merah kehitam-hitaman, dan mudah berdarah, atau menunjukkan tanda-tanda lain atau gejala dari periodontitis, segera periksa ke dokter gigi. Semakin cepat dilakukan perawatan, semakin baik kesempatan untuk mengembalikan kerusakan yang terjadi oleh karena periodontitis, serta dapat mencegah pada perkembangan penyakit yang lebih parah.
Pengobatan
Ada beberapa cara untuk mengobati periodontitis, tergantung pada tingkat keparahannya. Tujuan pengobatan periodontitis adalah untuk benar-benar membersihkan bakteri dan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pengobatan dapat dilakukan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia. Pengobatan akan berhasil jika pasien memperbaiki pola menjaga kesehatan mulut setiap hari.
Perawatan non bedah
Perawatan non bedah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi periodontitis, antara lain:
  • Scaling – Scaling merupakan tindakan untuk menghilangkan kalkulus dan bakteri dari permukaan gigi dan di bawah gusi. Hal tersebut dapat dilakukan oleh dokter gigi dengan menggunakan instrumen atau perangkat ultrasonik.
  • Root planing – Root planing merupakan tindakan menghaluskan permukaan akar, dan mengecilkan penumpukan kalkulus lebih lanjut.
  • Antibiotik – Dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia mungkin akan meresepkan penggunaan antibiotik topikal atau oral untuk membantu pengendalian infeksi bakteri. Antibiotik topikal umumnya menjadi pengobatan pilihan. Mereka dapat mencakup larutan kumur antibiotik atau penyisipan benang dan gel yang mengandung antibiotik dalam kantong di antara gigi dan gusi. Namun, antibiotik oral mungkin diperlukan untuk sepenuhnya menghilangkan bakteri penyebab infeksi.
Perawatan Bedah
Jika pasien memiliki periodontitis yang mungkin tidak merespon atau tidak membaik dengan perawatan non bedah dan kebersihan mulut yang baik. Pada kasus ini, pengobatan periodontitis mungkin memerlukan operasi gigi, seperti:
  • Pembedahan dengan flap (operasi pengurangan kantong gusi) – Pada prosedur ini, dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia akan membuat sayatan kecil pada gusi sehingga bagian jaringan gusi dapat diangkat kembali, memperlihatkan akar untuk skala yang lebih efektif dan planing (penghalusan). Karena periodontitis sering menyebabkan kerusakan tulang, tulang pendukung gigi mungkin akan dibentuk ulang sebelum jaringan gusi dijahit kembali pada tempatnya. Prosedur tersebut umumnya membutuhkan 1-3 jam dan dilakukan dengan anestesi lokal.
  • Cangkok jaringan lunak (Soft tissue grafts) – Ketika kehilangan jaringan gusi oleh karena penyakit periodontal, garis gusi akan turun sehingga membuat gigi tampak lebih panjang. Oleh karena hal tersebut biasanya dilakukan dengan mengambil sejumlah kecil jaringan dari langit-langit mulut. Prosedur ini dapat membantu mengurangi resesi gusi lebih lanjut, tutup akar gigi yang terbuka dapat memungkinkan penampilan yang lebih baik secara estetik.
  • Cangkok tulang (Bone grafting) – Prosedur ini dilakukan ketika periodontitis telah menghancurkan tulang sekitar akar gigi. Tulang yang akan dicangkokkan dapat berasal dari fragmen kecil dari tulang pasien sendiri atau tulang sintetik atau tulang dari pendonor. Cangkok tulang dapat membantu mencegah hilangnya gigi. Hal tersebut juga dapat menyebabkan pertumbuhan tulang baru secara alami. Cangkok tulang dapat dilakukan selama masih dimungkinkan regenerasi jaringan.
  • Regenerasi jaringan – Cara ini memungkinkan pertumbuhan kembali tulang yang telah dihancurkan oleh bakteri. Dalam satu pendekatan, dokter gigi akan menempatkan sepotong kain khusus yang biokompatibel di antara tulang dan gigi. Bahan tersebut akan mencegah jaringan yang tidak diinginkan memasuki daerah penyembuhan, memungkinkan tulang pengganti untuk tumbuh kembali.
  • Enamel matrix derivative application – Teknik lain dapat melibatkan pengolesan gel khusus ke akar gigi yang sakit. Gel tersebut mengandung protein yang sama yang ditemukan dalam pembentukan enamel gigi dan merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan yang sehat. (Sumber: MayoClinic)